MEMAHAMI ILMU RAJAH ATAU WIFIK


Dengan Ridhonya - Di dalam dunia ilmu hikmah atau ilmu kebathinan banyak sekali ilmu ilmu yang dapat kita jumpai, dari ilmu yang ringan sampai ilmu yang kelas berat. salah satunya Ilmu RAJAH, dan ilmu ini sudah ada sejak zaman para nabi hingga sampai sekarang. Dan Tulisan tangan itu disebut RAJAH (wifiq).

RAJAH (Wifiq) adalah benda mati yang dibuat sesorang yang mempunyai ilmu hikmah tingkat tinggi, agar  didalam RAJAH  itu mempunyai kekuatan gaib. RAJAH yang ditulis oleh ahli ilmu hikmah biasanya berupa tulisan arab, angka angka, gambar, huruf2 tertentu atau simbol2 yang diketahui hanya oleh yang membuatnya. Didalam RAJAH terdapat kode sandi yang sangat banyak sekali kurang lebih sekitar 10.333 kode sandi. Didalam rajah yang dibuat itu biasanya, sudah mengandung kekuatan gaib dan sudah berkhodam. 



Tujuan menggunakan rajah ini adalah sudah jelas, sebagai usaha batin agar mendapat keberkahan dan kemurahan Allah agar hidup kita senantiasa mendapatkan kebaikan atau terkabulkan yang menjadi hajat kita.

Dalam bahasa Arab, Rajah biasa disebut sebagai Wifiq atau wafaq. Rajah adalah tulisan-tulisan yang mengandung energi ghoib, yang mana dengan kekuatan ghoib tersebut suatu Rajah dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya (manusia, binatang bahkan makhluk halus).

Kekuatan rajah juga bisa dijelaskan secara ilmiah, karena setiap suara, cahaya, situasi, bentuk dan gambar dan lainnya mempunyai pancaran aura yang tidak bisa ditangkap oleh mata, namun tertangkap jelas oleh perasaan kita. 

Biasanya tulisan-tulisan tersebut merupakan tulisan kuno bernilai sejarah dan ada unsur mistisnya, atau juga berasalal dari lafal Al-Quran atau Asma Allah (Asmaul Husna) yang dipisahkan.

Dalam Al Quran sendiri terdapat tulisan-tulisan yang oleh para ahli tafsir Quran tidak dimengerti artinya namun tetap diyakini mempunyai makna. Misalnya : Kaaf Haa Yaa Aiin Shood, Yaasiin, Alif Lam Miim, Haamiin, Shood, Qoof, Nuun  danlain  sebagainya.

Nampaknya Rajah lebih menekankan pada makna daripada arti. Suatu makna yang dikandungnya merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh pembuatnya. Karena rajah memang dibuat untuk membantu memenuhi hajat keinginan seseorang.

Sejauh ini masih ada pandangan miring tentang Rajah atau Wifik atau benda yang dikeramatkan  yang mengatakan bahwa mengeramatkan benda berarti menyembahnya.  Ini karena minimnya pengetahuan mereka. Bukankan sejak zaman nabi juga ada air zam-zam dan hajar aswad, dimana keduanya sering diambil berkahnya? Memang menyembah benda apapun selain sang Pencipta adalah musyrik. Namun bagaimana jika kita memiliki pandangan seperti ini: Allah SWT adalah Maha Kuasa untuk menjadikan suatu benda memiliki kekuatan gaib. Apakah pandangan ini salah? Berbeda jika kita menganggap bahwa benda itu memiliki kekuatan gaib dengan sendirinya tanpa meanggap kekuatan itu dari Allah. Dari sini jelas, bahwa mengambil berkah dari Wifik adalah termasuk usaha batiniyyah, yaitu mengharapkan terkabulnya suatu hajat dengan mendekatkan diri kepada Allah. Pada dasarnya Rajah atau Wifik hanyalah sebagai suatu perantara atau media yang di buat Oleh Para Ahli Ilmu Hikmah untuk mendatangkan bantuan dari Allah Swt  dan meningkatkan kepercayaan diri dalam diri seseorang sehingga kepercayaan yang dimilikinya tersebut mampu mendorong semangatnya untuk menjalani kehidupan di dunia ini.



Untuk menyingkap tentang arti dan makna suatu Rajah dibutuhkan ilmu dan pengetahuan khusus, yang melibatkan hati dan rasa (Spiritual). Biasanya ini hanya diketahui oleh para ahli rajah.

Selain itu, dalam penulisan atau pembuatan rajah, diperlukan kaidah-kaidah ataua aturan-aturan yang wajib dilakukan. Bahkan, sebagian rajah harus ditulis dengan syarat atau tirakat yang sanagt berat.

Demikianlah  pengetahuan  tentang RAJAH  atau WIFIK , semoga ulasan ini bermanfaat bagi yang ingin memperdalam ilmu hikmah terutama  bagi yang ingin belajar dan memahami tentang manfaat daripada RAJAH atau WIFIK.



Pungsi Wifik dan
Cara Pemesanan    Klik disini
Share on Google Plus

Pesan K H. Muhammad Sadeli

“Orang yang paling pintar adalah orang yang berbuat baik, tetapi takut akan adzab Allah. Yang paling bodoh ialah yang berbuat kejahatan (kesalahan), tetapi mereka (merasa) aman dari adzab Allah, dan yang paling kaya dari mereka adalah orang yang paling qana’ah (selalu merasa cukup dengan pemberian Allah, baik sedikit maupun banyak)." Sedangkan orang yang paling perkasa adalah orang yang (paling) takwa.