Memahami makna kata Minal Aidzin wal faidzin


”Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum. Ja’alanallaahu Minal Aidin wal Faizin”

“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15) 

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin.
Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,

العِÙ„ْÙ…ُ Ø¥ِÙ…َامُ العَÙ…َÙ„ِ ÙˆَالعَÙ…َÙ„ُ تَابِعُÙ‡ُ

“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)

Ucapkanlah Dengan Ilmu, mungkin itu yang ingin kami garis bawahi dalam penulisan artikel ini. bukan maksud kami juga bukan berarti ingin mengatakan kami berilmu, tapi kami pun  hanya sekedar menyampaikan yang kami tau dari orang lain yg berilmu,
Ketahuilah bahwa AllahTa’ala menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang berilmu dan beriman kepada-Nya, hal ini senada dengan surat
(Al Mujaadilah ayat 11.)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Sebelum membahas Kata Minal Aidzin wal faidzin, mari kita perhatikan dalil dalil terkait yg membahasa tentang Ucapan Ini:
“Ucapan pada hari raya Iedul Fitri, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika bertemu setelah shalat Ied : Taqabbalallahu minnaa wa minkum “Artinya : Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian”
(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah [Majmu Al-Fatawa 24/253]

Jubair bin Nufair: “Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”. (Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446] Dalam ‘Al Mahamiliyat’ dengan Isnad yang Hasan )
Muhammad bin Ziyad berkata: “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari shalat Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : ‘Taqabbalallahu minnaa wa minka” (Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259)
IMAM AHMAD menyatakan bahwa ini adalah “Isnad hadits Abu Umamah yang Jayyid/Bagus. Beliau menambahkan : “Aku tidak pernah memulai mengucapkan selamat kepada seorangpun, namun bila ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya maka aku menjawabnya. Yang demikian itu karena menjawab ucapan selamat bukanlah sunnah yang diperintahkan dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya maka baginya ada contoh dan siapa yang meninggalkannya baginya juga ada contoh, wallahu a’lam.”
[Al Jauharun Naqi 3/320. Suyuthi dalam ‘Al-Hawi: (1/81) : Isnadnya hasan]

Sahabat. lalu kenapa Minal Aidzin Walfaidzin? Dikalangan masyarakat dan media Televisi berjuta juta muslim di indonesia sering mendengar kata ini digandengkan dengan kata ‘Mohon maaf lahir batin’ sehingga kurang lebih Begini:
“MINALAIDIN WAL FAIZIN – MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN”,
Seakan akan (mungkin yang mengucapkan) menganggap bahwa Minal Aidin Wal Faizin Ini berarti Mohon Maaf Lahir dan Batin.. Benarkah begitu?
Coba perhatikan dan analisa sendiri jika dua frase itu diartikan secara menyeluruh dalam bahasa indonesia yg benar:
“TERMASUK DARI ORANG ORANG YANG KEMBALI SEBAGAI ORANG YANG MENANG – Mohon maaf lahir dan Batin”.
Sepertinya kurang tepat, karena jika demikian artinya tidak Jelas. Do’a bukan (karena tidak lengkap).. dan Salam juga bukan karena rancu saat kita artikan dari bahasa Aslinya.
Adapun menurut hemat kami, ya syah syah aja selama kita tidak tahu dan itu sebatas Ikut ikutan dan SERTA tidak meniatkan bahwa Mohon maaf Lahir dan Batin itu arti dari Minal Aidin Walfaizin
Coba lihat penerjemahan makna frase Minal Aidin Wal Faizin dalam bahasa Arab berikut:
Min, artinya “Termasuk”.Al-aidin, artinya ”Orang-orang yang kembali” Wa, artinya “dan”Al-faidzin, artinya “ Menang”.
Jadi makna “Minal Aidin Wal Faizin” jika dipaksakan diartikan dalam kai’dah tatabahasa Arab – Indonesia yg benar adalah “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang menang”.
Jadi artinya kurang pas karena yang bisa menilai kita sukses dan menang dalam ibadah shaum Romadhan ini Hanya Allah Swt.
Nah lalu apa dari kurangnya pemahaman bahasa diatas ? Tentunya selain agar kita tepat dalam mengucapkan kata suci,  kita juga harus mengikuti Apa yg Rasul / Sahabat contohkan agar hal tersebut terhindar dari hal hal Bid’ah.
Mari perhatikan; dalam budaya Arab, ucapan yang disampaikan ketika menyambut hari Idul Fitri (yang mengikuti teladan nabi Muhammad Saw) adalah
Taqabbalallahu minna waminkum”, Kemudian menurut riwayat ucapan nabi ini ditambahkan oleh orang-orang dekat jaman Nabi dengan kata-kata”Shiyamana wa Shiyamakum”, yang artinya puasaku dan puasamu, sehingga kalimat lengkapnya menjadi “Taqabbalallahuminna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum” (Semoga Alloh menerima amalan puasa saya dan Kamu).
Dari Riwayat tersebut Dan seperti keterangan keterangan yg dipaparkan yang benar adalah dari “Taqabbalallahu… sampai … shiyamakum”. tidak satupun menyatakan ada istilah Minal Aizin wal Faidzin. Atau Tanpa minal Aidin wal faidzin.
Jadi mengucapkan Minal Aidin wal Faizin, Jika kita mengucapkannya dengan niat ingin mencontoh kebiasaan Rosulullah/Ittiba’qauly, jatuhnya bisa menjadi Bid’ah, Tapi kalau niatnya hanya untuk “Ingin mendoakan sesama Saudara seiman”, Insya Allah, tidak salah dan Bahkan hal yang baik.
Adapun jika ingin menambahkan bisa saja ditambahkan diakhir kalimat, agar secara harfiyah serasi:
”Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum. Ja’alanallaahu Minal Aidin wal Faizin”
Artinya, “Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, Puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang.”
Ja’alanallaahu : Berarti “Semoga Allah menjadikan kita”.. sebagai tambahan untuk melengkapi, Minal Aidin wal Faizin yg mengambang tadi
Dan mari kita memohon, kepada Dzat Allah Aza wajala; Semoga Kita dianugerahi untuk menikmati Ramadhan Tahun Tahun Berikutnya dengan Rizki dan Kebarokahannya,
Amiin

Baca Juga :
Di Doakan Secara Khusus Untuk Menyelsaikan Masalah anda KlikDisini 
Tasbih Laduni Klik Disini  
Cara Meraih Kesuksesan dalam Kerejekian   Klik disini  
Ijazah Hizib Para Wali  Klik Disini  
Kumpulan Ilmu Hikmah Gratis  Klik Disini  
Nama nama Ilmu Hikmah  Klik Disini  
20 Manfaat dari Infak dan Sedekah  Klik Disini    

PERHATIAN: Bagi anda yang mengingikan dan mau mengamalkan Ilmu Ilmu Hikmah ini, yang penting anda mau mengeluarkan Shodaqoh seiklasnya, untuk perjuangan dakwah islamiah bersama Al-Hikmah Nur Iman dan berbagi kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim dan Fisabillilah, Ilmu Hikmah yang anda inginkan   akan kami berikan kepada anda.

Shodaqoh anda adalah ibadah anda.
Hasilnya akan kami Sumbangkan !!!
Untuk Perjuangan dakwah Islamiyah
Problematika Umat Islam Indonesia klik disini


Penyaluran Zakat, Infaq dan Shodaqoh  Klik disini   

Anda yang Mau Bergabung bersama kami dengan yang lainya Menjadi Santriwan Santriwati secara Online di AL-HIKMAH NURIMANI
MERAIH KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT
“Barang siapa yang berjalan menuju Allah, Maka Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat dan memelukNya”
Share on Google Plus

Pesan K H. Muhammad Sadeli

“Orang yang paling pintar adalah orang yang berbuat baik, tetapi takut akan adzab Allah. Yang paling bodoh ialah yang berbuat kejahatan (kesalahan), tetapi mereka (merasa) aman dari adzab Allah, dan yang paling kaya dari mereka adalah orang yang paling qana’ah (selalu merasa cukup dengan pemberian Allah, baik sedikit maupun banyak)." Sedangkan orang yang paling perkasa adalah orang yang (paling) takwa.