Dengan Ridhnya Banyak
orang yang tidak menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah kehidupan
sementara. Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan diakhirat kelak.
Kehidupan dunia dibandingkan kehidupan akhirat tidaklah ada artinya. Rasulullah
mengatakan perbandingan kehidupan dunia dengan akhirat diumpamakan seperti
seorang yang pergi ketepi pantai kemudian mencelupkan telunjuknya kedalam air
laut. Maka air yang melekat ditelunjuknya itulah perumpamaan hidup
didunia, dan air yang tertinggal dilautan itulah perumpamaan kehidupan akhirat.
Sungguh perbandingan yang amat mencolok.
Kita
hidup di dunia dibatasi oleh ruang dan waktu, mulai sejak dilahirkan
dan berakhir sampai kita wafat, paling lama 90 atau 100 tahun.
Kemampuan kitapun amat terbatas semakin tua kita semakin lemah. Sedang
kehidupan akhirat dimulai sejak kita wafat sampai waktu yang tidak ada akhirnya
(abadi)
Walaupun
demikian sedikit sekali orang yang memahami hal itu, sebagian besar penduduk dunia
ini lebih mengutamakan kehidupan dunia dari pada akhirat. Seluruh hidupnya
tercurah untuk mencari harta, kekayaan , kesenangan dan kenikmatan hidup
dunia, mereka tidak peduli dengan kehidupan akhirat
Dunia yang kau lihat adalah tipu daya dan kebatilan
layaknya fatamorgana yang nampak ditengah sahara, Dunia
hanyalah tempat persinggahan. Kesenangan yang kita nikmati takkan bertahan
lama. Jangan sampai kita terbuai dan menganggap dunia sebagai satu-satunya
kehidupan
Setiap kita mungkin sepakat bahwa dunia ini adalah persinggahan. Ibarat seorang musafir, maka ia akan beristirahat sejenak untuk melihat dan menambah bekal perjalanan. Sebab dia tidak tahu jangan-jangan bekal yang ia bawa sudah menipis yang sudah tentu tidak cukup jika harus tiba pada tempat tujuan yang masih jauh. Begitu juga kehidupan manusia. Ia hanya bisa berencana tapi tetap Allah-lah sebagai penentu keberhasilannya.
Setiap kita mungkin sepakat bahwa dunia ini adalah persinggahan. Ibarat seorang musafir, maka ia akan beristirahat sejenak untuk melihat dan menambah bekal perjalanan. Sebab dia tidak tahu jangan-jangan bekal yang ia bawa sudah menipis yang sudah tentu tidak cukup jika harus tiba pada tempat tujuan yang masih jauh. Begitu juga kehidupan manusia. Ia hanya bisa berencana tapi tetap Allah-lah sebagai penentu keberhasilannya.
Jika dunia ini persinggahan, maka
mengapa kita senantiasa berbangga dengan segala yang dimiliki. Bukankah semua
yang kita punya itu hanya titipan yang sifatnya sementara saja? Mobil mewah,
rumah bagus, istri yang cantik dan suami yang tampan, anak-anak yang lucu dan
menggemaskan, sawah ladang yang luas, handphone yang berjuta harganya, tabungan yang bermiliar rupiah
jumlahnya, toko-toko yang lebih dari satu jumlahnya, semua itu tentu hanya
titipan dari Allah Ta’ala yang
kelak pasti akan diambil satu per satu untuk dimintai pertanggungjawaban di
akhirat kelak
selama menjalani kehidupan di dunia fana ini, tentu setiap kita mempunyai
label hidup sebagai hamba yang berbeda-beda. Setiap kita diberi kebebasan untuk
memilih mau menjadi apa atau siapa. Tak ada orang lain yang akan
menghalang-halangi kita untuk menjadi apa atau siapa pun. Hanya saja, apakah
setelah kita menjadi siapa dan apa itu mampu mempersiapkan bekal yang
berkualitas? Mengapa demikian, sebab ada orang yang hidup hanya sekedar untuk
hidup. Ia kurang atau tidak berfikir bahwa hidup di dunia ini hanyalah sebuah
jalan menuju kehidupan sesungguhnya; akhirat.
Bukan tidak mungkin sebelum kita
mempersiapkan bekal-bekal penuh kualitas itu ternyata deadline hidup kita sudah hampir tiba. Bukan
tidak mungkin, saat kita sedang sibuk-sibuknya bermaksiat dan belum sempat
tobat ternyata garis finis ruh di jasad ini sudah harus ‘kembali’ pada-Nya.
Saat-saat seperti itulah manusia baru tersadar betapa hidup ini begitu singkat
dan penuh teka teki. Apa daya dan bagaimana mungkin mempersiapkan bekal-bekal
berkualiatas itu ketika malaikat pencabut nyawa sudah hadir di depan mata?
Menyesal karena kurang mempersiapkan bekal-bekal berkualitas tentu hanya
terjadi belakangan. Tak ada penyesalan di dunia ini yang terjadi di depan.
Banyak
orang yang tidak menyadari bahwa kehidupan dunia ini penuh dengan tipuan ,
kebohongan dan kepalsuan. Apa yang terlihat indah belum tentu indah dijalani
demikian pula apa yang terlihat buruk belum tentu buruk ketika dijalani.
Banyak
orang yang tertipu dalam menjalani kehidupan dunia ini akhirnya
hidup dalam penderitaan, kemelut dan stress berkepanjangan yang tidak pernah
berakhir
Dalam
Al-Qur’an Allah telah mengingatkan pada kita tentang tipuan dan kepalsuan
kehidupan dunia ini, agar kita hati hati dan waspada menghadapinya. Antara lain
dalam surat Al Hadit ayat 20 :
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.
(Al Hadit 20)
Kehidupan dunia ini diperlihatkan indah bagi orang yang kafir
dan tidak beriman pada Allah dan kehidupan akhirat. Orang yang kurang ilmunya,
dan condong mengikuti hawa nafsunya , lebih mengutamakan kehidupan dunia
daripada akhirat. Mereka asyik dengan permainan dan kesenangan dunia yang
bersifat hanya sementara ini. Mereka tidak peduli dengan kehidupan akhirat.
Umumnya mereka baru menyadari kekeliruannya jika nyawa sudah sampai di
tenggorokan.
Waspadalah akan kehidupan yang congkak dan menipu, kehidupan
dunia ini bagaikan pengantin wanita yang membuat mata semua orang tertuju
kepadanya, dan semua hati mengungkapkan cinta yang mendalam, lalu pengantin itu
membunuh siapapun yang menikahinya. Seseorang mungkin akan mendapatkan apa yang
ia inginkan dari kehidupan ini, membuat dirinya sibuk dengan kesenangan
tersebut dan melupakan akhirat sampai ia tersandung. Ia kemudian akan merasa
sedih dan menyesalinya dan meninggalkannya tanpa mempersiapkan bekal apapun
untuk akhiratnya”.
NB: Bagi anda yang sedang Mengalami sakit dan lagi berusaha untuk menyembuhkanya tapi tidak kunjung sembuh dan ke Medispun sudah tidak sanggup lagi, apapupun bentuk penyakit anda dari yang aneh sampai santet ataupun guna guna atau anda yang ingin mempelajari ilmu hikmah :
Hubungi segera :
Untuk Informasi langsung :
Call ( sms dulu ) :
0822 1440 6816 ( Ustd Syaiful Bahri )
0857 2113 2691 ( Ustd Dedi Rahmat )
BBM 5527BFEA ( Bu Dewi)
Semoga bermanfaat !
Anda yang Mau Bergabung bersama kami dengan yang lainya Menjadi Santriwan Santriwati secara Online di AL-HIKMAH NURIMANI
MERAIH KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT
“Barang siapa yang berjalan menuju Allah, Maka Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat dan memelukNya”